fh.uim.ac.id : Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR-RI dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2021, bertempat di Aula KH. Sirodjuddin UIM Pamekasan. Acara dihadiri oleh Civitas Akademika semua Prodi dilingkungan Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan, selain Civitas akademik acara juga dihadiri oleh beberap dosen sehingga acara tersebut sesuia dengan target.
Menurut keterangan Sekretaris Panitia Ach. Khoiri disampaikan jumlah peserta yang hadir sebanyak 200 orang termasuk panitia.
Acara dimulai pada pukul 10.35 WIB. Narasumber Utama: H. Ahmad Nawardi Anggota MPR-RI / DPD-RI kelompok Jawa Timur yang di pandu oleh seorang mederator Mohammad Nurul Huda.
Kegiatan dilaksanakan atas kerja sama dari MPR-RI dengan Fakultas Hukum UIM Pamekasan.
Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Syubbanul Waton kemudian dilanjutkan sambutan dari Panitia sekaligus Dekan Fakultas Hukum UIM Drs. Abdul Munib, M.H kemudian sambutan dari Wakil Rektor III Dr. Supandi, M.Pd dan pemberian Cindra Mata dari Wakil Rektor II Halimatus Sakdiyah, M.Si.
Selanjutnya, pembacaan CV Narasumber oleh moderator. Ahmad Nawardi memberikan paparan mengenai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinika Tunggal Ika.
Ahmad Mawardi memberikan penjelasan mengenai tinjauan terhadap 4 Konsensus Nasional (4 Pilar Kebangsaan) – Dalam perspektif akademis. Beliau juga memaparkan tentang bagaimana pentingnya peran pemuda di dalam mempraktikkan dan menjaga nilai-nilai yang terdapat pada 4 konsesus nasional yaitu Pancasila sebagai Ideologi Negara, UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara. Harapan-harapan tersebut dapat tercapai melalui cara-cara tertentu, yaitu melalui pendidikan dan kebudayaan terutama penegakan terhadap prinsip-prinsip Nasionalisme bagi pemuda masa kini. Internalisasi dan proses rethinking bersama tentang konteks nasionalisme. Adapun startegi perubahan demi perbaikan tersebut dapat ditempuh melalui penguatan kelembagaan publik serta pendekatan secara struktural, kultural dan partisipasi.
Sebelum kegiatan ditutup, mederator memberikan kesempatan kepada peserta untuk berntanya dan baru kemudian ditutup dengan pembacaan Do’a serta foto-foto bersama mahasiswa dan tamu undangan.